Friday, April 18, 2008

Cukupkan Asupan Kalsium Anak

Kalsium adalah mineral yang amat penting untuk membantu pembentukan tulang dan gigi pada anak. Selain itu, ternyata kalsium juga sangat penting peranannya dalam membantu anak mencapai kemampuan motorik yang optimal, metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung, proses koagulasi/pembekuan darah, dan pergerakan otot.


Proses pembentukan tulang yang paling penting terjadi sejak usia bayi hingga pubertas, oleh sebab itu asupan kalsium yang diberikan sejak dini sangat berperan untuk membentuk tulang yang kuat. Sehingga, kalsium merupakan zat yang amat dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak.

Menurut standar Keputusan Menteri Kesehatan No. 1593 tahun 2006, kebutuhan kalsium untuk anak usia 1-9 tahun adalah 500-600 mg/hari. Walaupun demikian, menurut data Puslitbang Gizi dan Makanan Depkes RI pada 2002, rata-rata konsumsi kalsium masyarakat Indonesia baru mencapai 254 mg/hari, masih di bawah standar kebutuhan yang disyaratkan Depkes RI. Ini jelas menunjukkan bahwa kebutuhan kalsium anak-anak Indonesia masih belum terpenuhi secara optimal.

Komposisi makanan sehari-hari yang ideal adalah 80% sayur dan buah-buahan (makanan beralkali tinggi) serta 20% nasi, daging, ikan, roti dan lain-lain.

"Biasanya keluarga di Indonesia justru sebaliknya, yaitu 80% adalah nasi, daging, ikan,roti dan 20% adalah sayur dan buah-buahan. Akibatnya, tubuh kekurangan kalsium dan zat-zat lain yang dibutuhkan," kata dr Rifan Fauzie, SpA dalam seminar edukasi bertema "Maksimalkan Asupan Kalsium Sejak Dini untuk Tulang yang Kuat" bagi orangtua murid di SDN Percontohan 01 Pagi Manggarai, Sabtu (12/4-2008) sebagai bagian dari acara peluncuran produk es krim Wall's Moo.

Dr Rifan menjelaskan, sumber kalsium dalam makanan terdapat dalam sayuran daun hijau, biji-bijian, kacang-kacangan (dan olahannya), daging, telur, dan produk-produk susu.

Tapi persoalannya, menurut Dr Rifan beberapa anak cenderung mudah bosan dengan variasi makanan/minuman (sumber kalsium) yang tidak variatif. Bahkan ada anak yang tidak mau menyantap makanan sumber kalsium yang baik seperti bayam dan brokoli. Untuk masalah seperti ini, orangtua perlu memberikan makanan/minuman sumber kalsium yang disukai anak-anak. Salah satu alternatifnya adalah es krim, camilan yang pada umumnya disukai anak-anak.

"Pilihlah es krim yang berkualitas tinggi yang diperkaya dengan kalsium yang dapat membantu pembentukan tulang dan gigi pada anak sekaligus bermanfaat bagi aktivitas fisik serta kemampuan motorik pada anak," kata Dokter spesialis anak DR Dr Nani D, SpA dari RSB Budi Kemuliaan pada seminar tentang kasium sebelumnya, yang diadakan di RS Budi Kemuliaan (02/032008). "Selain itu es krim merupakan pilihan sumber kalsium yang baik karena mudah diserap tubuh," tambahnya.

Berbeda dengan anggapan dalam masyarakat, es krim sebenarnya tidak menyebabkan pilek, kegemukan maupun gigi berlubang selama dikonsumsi secara tepat dalam jumlah yang benar.

Menurut Dr Rifan, es krim tidak menyebabkan batuk pilek karena es krim cepat meleleh saat masuk ke dalam rongga mulut karena pengaruh suhu tubuh, jadi saat es krim masuk ke kerongkongan suhunya sudah tidak sedingin air es.

Penyebab batuk pilek adalah virus dan alergen. Anak-anak memiliki sifat alergi bawaan. Begitu pula tentang anggapan gigi berlubang karena es krim. Dia menjelaskan, gigi berlubang disebabkan oleh fermentasi sisa karbohidrat dan gula yang tertinggal pada gigi. Dia menganjurkan untuk minum air putih, berkumur, atau menggosok gigi setelah mengonsumsi makanan berkarbohidrat yang manis seperti es krim.

Selama ini, ada juga anggapan yang mengatakan es krim menyebabkan kegemukan. "Faktanya, kegemukan disebabkan oleh energi dan lemak yang berlebihan dan kurang aktivitas fisik karena kebiasaan makan yang kurang baik dan faktor keturunan. Sementara kontribusi energi dan lemak dalam es krim per takaran saji sangat kecil yaitu sekitar 10% dari total kebutuhan energi/hari dan 15% dari total kebutuhan lemak/hari," kata Dr Rifan.

Dia menjelaskan, asupan kalsium sejak dini bagi anak-anak dan dewasa membantu pertumbuhan tulang yang kuat dan mempertahankan kualitas kesehatan tulang lebih lama. Riset dari Departemen Kesehatan memaparkan, 4 dari 10 orang Indonesia berisiko osteoporosis dini, asupan kalsium yang cukup sejak dini berarti anak menabung kalsium yang akan dimanfaatkan kelak.

British Medical Journal melaporkan hasil penelitian pada wanita yang diberi suplemen kalsium selama masa kehamilan. Hasilnya, para ibu tersebut akan memiliki anak-anak yang cukup terlindungi dari risiko hipertensi.

Pentingnya kalsium juga ditemukan dalam sebuah penelitian lain. New England Journal of Medicine, 1993, menyimpulkan bahwa asupan kalsium tinggi (di atas 850 mg) bisa mengurangi risiko gejala batu ginjal. Hal ini karena kalsium memiliki efek protektif dengan mengikat oksalat di usus dan mencegah penyerapan oksalat yang bisa membentuk batu.

Kebutuhan akan kalsium dan zat besi pada anak-anak perlu senantiasa dicermati. Gejala awal kekurangan kalsium biasanya ditandai dengan tubuh menjadi lesu, lemah, berkeringat, kram otot, nyeri perut, gangguan tidur selanjutnya bisa terjadi kejang dan pembentukan tulang tidak optimal yang bisa menyebabkan tulang keropos (osteoporosis) serta proses pembekuan darah terganggu.